DEMI KEMENANGAN (PARTAI/RAKYAT*)
JANJI 3M MERAMBAH PELOSOK2 NEGERI INI
9 April 2014 adalah Hari Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia. Media-media elektronik maupun non elektronik ikut meramaikan moment bersejarah ini. Televisi, baik swasta maupun milik Negara, ramai dengan iklan-iklan Kampanye Pemilu 2014, terutama Kampanye Partai. Radio, melakukan hal yang sama. Surat kabar bahkan
Internet sekarang sudah menjadi media Kampanye di Negeri kita tercinta ini.
12 Partai bersaing untuk mendapatkan simpati, dukungan dan pilihan hati masyarakat Indonesia. WNI yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih, telah didata sejak 4 bulan yang lalu oleh petugas-petugas Pemilu, dari tingkat Desa hingga tingkat Provinsi. Semua memberikan JANJI MANIS, MULUK-MULUK DAN MENGGIURKAN kepada segenap hati Rakyat Indonesia.
Terlepas dari hiruk-pikuk Komentar Para Pengamat Politik, Pemilu, Bawaslu dlsb segala pikah-pihak yg terkait, ada segelintir pemikiran yg muncul di benak saya sobat -admin-. Maaf, saya bukan sebagai Pengamat dlsb seperti tadi disebutkan. Tapi saya sebagai RAKYAT INDONESIA yg sampai saat ini masih dijejali beberapa pertanyaan. Semoga pertanyaan-pertanyaan saya nanti sedikit banyaknya menjadi bahan renungan bagi para Penyelenggara Negara Ini, khususnya para Pelaksana (Pegurus/Kader) Partai-partai yg berkompetisi di Negeri Khatulistiwa ini.
Pertanyaan-pertanyaan itu adalah;
1. Jika 'Dewan Perwakilan Rakyat' adalah 'Dewannya Rakyat' yang mewakili berjuta jiwa pemilih dari pelbagai negeri ini, MENGAPA RAKYAT MASIH BELUM MERASA TERWAKILI?
2. Jargon Demokrasi di Negeri Kita berbunyi 'Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat'. Tetapi MENGAPA JARGON ITU BERASA HANYA KETIKA MUSIM PEMILU? Selepas Pemilu Jargonnya menjadi 'Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Pejabat' (Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Para Pejabat, karena saya juga tahu persis 'banyak pejabat yg TIDAK BERMENTAL BEJAT')
3. Musim Kampanye adalah Musim 'Panen Persaudaraan dan Kekerabatan'. Ini sangat baik jika ditinjau adat ketimuran dan ke-Bhinekaan. Namun, banyak ditemukan di tengah masyarakat, khususnya musim Pemilu ini, 'para Caleg -Calon Legislatif- baik per individu maupun per kelompok mendatangi sanak saudaranya bahkan tetangga-tetangga jauh sekalipun untuk memohon dukungan dan pilihan kepadanya -Caleg- dg satu permohonan "...Dukung dan Pilih saya ya Pak, Bu, Jama'ah dlsb, saya kan masih Saudaranya Pak Anu, Bu Ini, saya kan masih saudara dg ...." dst. MENGAPA PERSAUDARAAN DAN KEKERABATAN HANYA MEREBAK KETIKA MUSIM PEMILU?
4. Para Anggota Dewan memang tadinya pun berasal dari rakyat -karena memang mereka Rakyat Indonesia-. Mereka memang pandai dan pintar bahkan cerdik, untuk itulah Rakyat Indonesia memilih mereka. ANGGOTA DEWAN adalah WAKIL RAKYAT. Yang memberikan amanat perwakilan adalah Rakyat Indonesia -tepatnya yang memberikan hak suaranya pada masa pemilu-. MENGAPA AMANAT TIDAK SAMPAI PADA TUJUAN DAN ISI AMANAT?
5. Politik Uang atau Money Politik katanya HARAM dalam Pemilu. Tapi masih ada Rakyat Indonesia yg MASIH MAU MENERIMA 'MONEY POLITIK' dengan ungkapan mereka seperti ini "..MUMPUNG PARA DEWAN BAGI-BAGI UANG, KAPAN LAGI SAATNYA MENERIMA DARI MEREKA KALAU BUKAN SEKARANG...". (Ini
Fakta dan Aktual, Pemilu, Kampanye, Janji di tengah masyarakat dimana saya tinggal, sob) Pertanyaan saya, MENGAPA MASYARAKAT MASIH MAU MELANGGAR ATURAN MAIN PEMILU?
Itulah 5 Pertanyaan yg sering berkecamuk di benak saya,sob. Maklum, rakyat biasa, bukan politikus, bukan penyeleggara Negara atau pejabat eselon atas. Sekedar melepas unek-unek dengan menuliskan 5 pertanyaan dari ratusan mungkin ribuan pertanyaan yg ada di benak saya. Angka 5, mewakili kecintaan saya pada Garuda Pancasila yang berkalungkan 5 Dasar Pancasila dengan mencengkeran kuat-kuat pita Bhineka Tunggal Ika.
Semoga Partai manapun yang menang, Capres-cawapres manapun yg dipilih, SEMUANYA ADALAH KEMENANGAN RAKYAT INDONESIA !
MAJULAH BANGSAKU !
MAJULAH NEGERIKU !
DAMAILAH DAN SEJAHTERALAH BUMI PERTIWIKU !
INDONESIA !!!